Skip to main content

Sesuatu yang Baru tapi Lama

Baru rasa lama. Kayaknya pas buat deskripsiin apa yang gw rasain sekarang-sekarang ini.

Temen ngobrol itu bisa dateng dari mana aja. Asli. Tapi ya sekadar ngobrol. Asik-asikan ga jelas. Sisanya, biar waktu yang jawab.

Pagi ini gw ngobrol sama beberapa tetangga kontrakan. Di balik wajah mereka yang serem, ternyata obrolannya unyu-unyu. Hahahaha....

Selama ini, gw terlalu menutup diri sepertinya sama lingkungan itu. Pergi kerja cuma ke luar kamar, nunggu Go-Jek,  dianterin ke kantor. Pulang juga gitu. Diturunin di depan pager, masuk, ganti baju, dan hidup dengan dunia yang gw ciptain di kamar. Gitu aja terus sampe gw langsing lagi.

Beberapa orang membuat gw sadar kalo hidup jangan terlalu monoton. Lo butuh bergaul, ngobrol, seenggaknya lo berinteraksi sama makhluk hidup.

Siap! I did it!

Ketemu orang baru yang ternyata sempat satu kampus sama gw mengasyikkan yah! Obrolan ngalir aja gitu. I'm not that KAKU, ternyata! Gw bisa-bisa aja tuh tawa-tawa. Untungnya, gw bisa jadi diri sendiri di depan teman baru gw itu.

Bokek bilang bokek. Ga punya rokok ya minta rokok. Mau nganterin ke kantor ya anterin. Ini bagus sih buat kesehatan fisik dan mental. hahahaaha...

Oke, teman baru gw itu cukup lucu. Cara bicarnya lucu. Dia humoris. Asik juga orangnya. Dan ga jaim sama sekali. Ini bagus banget dah.

Berteman sama orang tuh bukan perkara gampang buat gw. Tapi kali ini gw harus coba konsisten. Pikiran soal berinteraksi dengan manusia itu menyenangkan harus gw simpen baik-baik.

Thank God!

Comments

Popular posts from this blog

Quo Vadis?

Lalu kemana harus kubawa pikiran ini? Membuatnya melayang bebas saja aku tak sanggup. Selalu ada sesuatu dalam diri yang menahan dan berusaha membawanya kembali pada jalur yang sama. Kamu. Se-istimewa itu kah Kamu? Aku bahkan sudah melupakan-Mu bertahun-tahun lamanya. Kurasa, Kamu juga sama. Secara tak sadar melupakan aku. Aku jadi ingat waktu Kita masih sering berjalan beriringan. Kamu dengan segala isyarat yang disampaikan melalui banyak 'media' membuat aku patuh dan tergiring ke jalan yang Kamu mau. Sampai pada suatu saat Kamu membuatku benar-benar kaget. Kau bahkan tak memberiku waktu untuk bersiap-siap menghadapinya. Maaf, tapi terus terang aku KECEWA! Sangat kecewa. Kita hidup dalam damai. Kita saling jujur. Tak ada yang kusembunyikan dari Kamu. Tapi belakangan aku sadar, terlalu banyak yang Kamu sembunyikan dari aku. Orang-orang bilang, tak ada satu pun akan tau apa yang Kamu lakukan di detik berikutnya. Kamu memberi kejutan tak menyenangkan! Kamu me

Cerita Kita Selesai

Kamu, seperti yang banyak dipercaya orang, merupakan cinta pertama yang sempurna. Sosok yang selalu memberi kenyamanan dan kehangatan. Idealnya, kamu memberi gambaran sosok seperti apa yang akan menemani perjalanan hidup sang putri di masa depan. Di luar itu, kamu menjadi tokoh utama keluarga yang idealnya (lagi) bisa menjadi contoh. Kamu punya segalanya. Di mata orang-orang, kamu seperti malaikat. Melindungi, mengayomi, menjadi manudia nyaris sempurna. Utuh. Kamu seperti utuh menjadi manusia. Hampir semua orang memuji. Kamu sosok kuat, berprinsip, tak neko-neko, pantang curang. Hidupmu kau serahkan untuk mengabdi kepada negara, daerah, dan masyarakat yang meminta. Sangat sempurna bukan? Tapi kamu lupa. Berjalan terlalu lurus sampai lengah ada benda kecil yang membuatmu terpeleset. Kamu terjatuh. Seluruh tubuhmu kotor. Tapi ada seseorang yang buru-buru membersihkan badan besarmu itu. Kau kembali ke hadapan manusia lain dengan rapi. Sangat rapi. Kemudian kamu pergi. Berlal