Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2016

Atas Nama Lazim

Lazim. Iya, lazim, sesuatu yang sudah biasa, menjadi kebiasaan, sudah umum, dan lain-lain. Di negeri tercinta ini, kebenaran mungkin bisa diciptakan karena lazim. Jangan tanya kenapa, gue juga ga terlalu tahu apa muasal semuanya bisa begitu. Satu hal yang gue tahu, sampaikan apa yang benar sebanyak-banyaknya, biar orang tak terbiasa menerima yang salah. Udah itu aja. Prinsip itu gue pegang dalam hidup. Sayangnya, itu ga bisa diterapin di lingkungan gue sekarang. Sebagai kuli tinta, penyampai informasi pada publik, gue merasa hal semacam itu wajib dilakukan. Tapi argumentasi soal "enggak apa-apa pake kata (sesuatu), umum lebih mengerti," membuat gue merasa akan sia-sia berargumentasi di depan penyampai. Satu dua kali gue bisa terima ketika dikatakan menulislah dengan bahasa yang dimengerti orang kebanyakan. Penulis memang mau tulisannya dibaca dan dimengerti. Pembiaran demi pembiaran terjadi di tahap ini. Misal, kata absen untuk menunjukkan kehadiran orang. Padaha