Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2014

Senin Malam dan Kalian

Tak ada yang lebih menyenangkan kecuali tertawa bersama sahabat. Zaman berubah, tawa virtual pun kini mampu meredam gelisah. Terima kasih, sahabat! Tanpa kalian, duka tak akan menjadi suka, lara tak akan menjadi bahagia. Hal terindah dari ini semua adalah ketika kita bisa menertawakan kesedihan. Ha ha ha.. Tak satu pun membiarkan yang lain terluka, seujung kuku pun. Thanks a lot, kalian. Senang bisa dihibur dan menghibur kalian :))

Jumat yang Katanya Keramat

Katanya sih Jumat hari keramat. Ya buat umat muslim, ya buat koruptor yang menunggu peningkatan status jadi tersangka, ya buat semua-semuanya deh.. Tapi buat gw ini Jumat ga ada istimewa-istimewanya dah. Proyeksi selalu yang bikin boros, bikin nongkrong dan jajan ini itu. Sebenernya sih bisa telpon-telpon dari kostan, tapi kan ya kesannya hampa banget hidup gw kalo ga liat manusia lain seliweran depan mata,hahahha.. Ini udah Jumat ke berapa nih ya yang bikin gw ngejogrok di sebuah kedai kopi atau kafe atau resto. Ini kan bahaya ni buat kelangsungan hidup gw ke depan. Bisa-bisa sebelum tanggal 15 dateng kondisi finansial gw memasuki tahap kritis nih. Tapi gapapa dah, ketimbang liputan yang bikin susah napas,hahahha.. Nah sekarang gw lagi nongkrong di salah satu resto ayam bakar ternama nih, sambil nunggu ntar jam 2 siang ada acara di DPR. Masalahnya, pas laper begini pelayanannya lelet banget kayak kura-kura. Ini mah yang ada gedean emosinya dari pada lapernya.. Udah ah, kan ya dari pad

Dini Hari di Teras

Sudah lewat pukul 4.30 WIB ketika memori itu tiba-tiba terbongkar. Tak banyak yang bisa kuingat tentang kebersamaan kita. Kau yang kukenal adalah sosok manusia keras tapi lembut. Aku pun bingung mendeskripsikannya. Di satu waktu kau bisa ganas, marah membabi buta bahkan tak jarang main fisik. Mungkin itu yang membuat aku menjadi perempuan yang hampir tak takut dengan apapun. Berkali-kali muka ini 'ditonjok'. Bahkan sesekali sampai hidung mengeluarkan darah. Belum lagi kalimat tajam yang untuk anak seusiaku mungkin begitu sulit untuk dilupakan sebagai kenangan buruk. Tapi semua itu bisa kuterima ketika Tuhan mulai campur tangan. Kau meninggal (aku lebih suka menyebutnya mati). Tak ada harta yang kau tinggalkan, tapi kekuatan mental yang kau wariskan. Kalau saja dulu kau tak melatihku sekeras itu, mungkin kini aku sudah hancur dan tak bisa kubayangkan bagaimana masa depanku dalam status yatim. Kematianmu mengejutkan. Mungkin itulah yang disebut petir di siang bolong. Tiba-tiba da