Skip to main content

Waktu Itu, Mulai Ngadi-ngadi Jadi Podcaster



Bareng pendiri Jaksel, Pang Arianton. 

 Lupa tahun berapa. Bertahun-tahun lalu kayaknya.

Seperti biasa, kerjaan gw diawali sebagai ban serep. Iya! Cadangan. Ngegantiin orang yang berhalangan, trus ditawarin punya program sendiri setelah mungkin dianggap berhasil bawain satu program.

Jadi ini debut pertama gw sebagai podcaster. Anjay! Podcaster ga tu! HAHAHHAHAHHA....

Semuanya serba mendadak bos!

"Je, besok ngepodcast ya. Narasumbernya pendiri Jakseli."

Kira-kira gitu dah omongan bos Podme.id pas ngasih tau gw bakal wawancara pendiri Jakseli di program The Community.

Sioje yang sok cool mah iya-iya aja sambil cengar-cengir. Padahal, sampe kontrakan langsung riset seriset-risetnya biar ga keliatan bego di depan narsum. Hahahahha...

Untungnya berhasil. Narsum yang awalnya gw kira om-om ternyata umurnya ga beda jauh ama gw. Jadi santuy banget dan obrolannya mengalir.

Ga lama, gw ngobrol lagi sama bosnya podme. Muncullah ide buat bikin program dan gw yang bawain. Hmmmm...

Ok. Tapi, karena gw anaknya kaku, harus ada yang nemenin di program. Biar tektoknya dapet.

Dan udah bener. Renatha udah. Ga ada orang lain. Dia bocor soalnya. Pas buat bawain program kesehatan tapi yang ga serius2 banget gitu.

Begitulah kira-kira. Sumpah udah pusing gw mau nulis apa lagi. hahahahha...

Dah ah. Ngantuk!

Comments

Popular posts from this blog

Quo Vadis?

Lalu kemana harus kubawa pikiran ini? Membuatnya melayang bebas saja aku tak sanggup. Selalu ada sesuatu dalam diri yang menahan dan berusaha membawanya kembali pada jalur yang sama. Kamu. Se-istimewa itu kah Kamu? Aku bahkan sudah melupakan-Mu bertahun-tahun lamanya. Kurasa, Kamu juga sama. Secara tak sadar melupakan aku. Aku jadi ingat waktu Kita masih sering berjalan beriringan. Kamu dengan segala isyarat yang disampaikan melalui banyak 'media' membuat aku patuh dan tergiring ke jalan yang Kamu mau. Sampai pada suatu saat Kamu membuatku benar-benar kaget. Kau bahkan tak memberiku waktu untuk bersiap-siap menghadapinya. Maaf, tapi terus terang aku KECEWA! Sangat kecewa. Kita hidup dalam damai. Kita saling jujur. Tak ada yang kusembunyikan dari Kamu. Tapi belakangan aku sadar, terlalu banyak yang Kamu sembunyikan dari aku. Orang-orang bilang, tak ada satu pun akan tau apa yang Kamu lakukan di detik berikutnya. Kamu memberi kejutan tak menyenangkan! Kamu me

Cerita Kita Selesai

Kamu, seperti yang banyak dipercaya orang, merupakan cinta pertama yang sempurna. Sosok yang selalu memberi kenyamanan dan kehangatan. Idealnya, kamu memberi gambaran sosok seperti apa yang akan menemani perjalanan hidup sang putri di masa depan. Di luar itu, kamu menjadi tokoh utama keluarga yang idealnya (lagi) bisa menjadi contoh. Kamu punya segalanya. Di mata orang-orang, kamu seperti malaikat. Melindungi, mengayomi, menjadi manudia nyaris sempurna. Utuh. Kamu seperti utuh menjadi manusia. Hampir semua orang memuji. Kamu sosok kuat, berprinsip, tak neko-neko, pantang curang. Hidupmu kau serahkan untuk mengabdi kepada negara, daerah, dan masyarakat yang meminta. Sangat sempurna bukan? Tapi kamu lupa. Berjalan terlalu lurus sampai lengah ada benda kecil yang membuatmu terpeleset. Kamu terjatuh. Seluruh tubuhmu kotor. Tapi ada seseorang yang buru-buru membersihkan badan besarmu itu. Kau kembali ke hadapan manusia lain dengan rapi. Sangat rapi. Kemudian kamu pergi. Berlal