Wew! Belakangan dunia persilatan makin rame ya. Kemarin-kemarin sempet ada isu penistaan agama melalui puisi. Mereka yang dituduh ialah Sukmawati Soekarnoputri dan Ganjar Pranowo.
Belakangan, muncul keributan soal fiksi dan fiktif yang disebut Rocky Gerung. Kira-kira, dia dituding nyebut kitab suci itu fiksi. Banyak orang marah. Bahkan ada yang laporin ke Polda Metro Jaya. Kabarnya, Rocky juga bakal dipanggil sebagai terlapor.
Hal-hal begini menurut gw buat Rocky bukan soal sih. Setau gw, dia bukan orang yang terlalu memusingkan hal-hal beginian. Dia bicara pasti sudah dengan landasan yang kuat. Perkaranya, ga semua orang paham dan ngerti sama berbagai istilah yang keluar dari mulut dia,
Lagi-lagi, kita harus melihat itu secara keseluruhan. Dia menjelaskan dengan sangat runut kok. Tapi seperti biasa, yang diributkan hanya hal-hal yang familiar di telinga orang-orang kebanyakan. Jadi lah itu kasus membesar.
Tapi memang, sebagai warga yang hidup di Indonesia, kita harus menyesuaikan omongan. Ini bikin repot sih emang. Pembahasan mendalam dan kritis biasanya cuma bisa dibahas di kalangan tertentu. Di lingkungan mereka yang mau sedikit repot berpikir dan membaca sehingga argumentasi yang dikeluarkan benar-benar ada dasarnya.
Sekarang ini, yang menjadi kebenaran menurut gw cuma sesuatu yang dianggap baik oleh orang kebanyakan. Bahwa kebenaran itu dibuat, diciptakan, memang benar. Tapi salah kaprah soal yang didukung banyak orang menjadi yang benar ini harus segera diluruskan.
Jangan karena tekanan publik kemudian orang yang sebenarnya tidak salah menjadi salah. Pertimbangannya apa? Secara awam, mungkin aparat gamau repot-repot menghadapi demo dan tekanan masyarakat. Jadi apa yang dianggep masyarakat benar malah jadi dibenarkan. Padahal mungkin itu kesalahan fatal.
Ah, ngebacot aja gw. Hahahaha...
Cuma ya gitu sih. Bicara dengan kalangan pintar akan berbeda dengan mereka yang enggan berpikir. Salahnya, pembicaraan tingkat tinggi dibawa ke publik yang bahkan masih samar membedakan benar dan tidak.
Itu saja. Sudah lah. Ga ada yang salah. Mereka cuma salah tempat.
Semoga aparat bekerja benar, masyarakat bersikap benar, dan kebenaran segera tersingkap.
Belakangan, muncul keributan soal fiksi dan fiktif yang disebut Rocky Gerung. Kira-kira, dia dituding nyebut kitab suci itu fiksi. Banyak orang marah. Bahkan ada yang laporin ke Polda Metro Jaya. Kabarnya, Rocky juga bakal dipanggil sebagai terlapor.
Hal-hal begini menurut gw buat Rocky bukan soal sih. Setau gw, dia bukan orang yang terlalu memusingkan hal-hal beginian. Dia bicara pasti sudah dengan landasan yang kuat. Perkaranya, ga semua orang paham dan ngerti sama berbagai istilah yang keluar dari mulut dia,
Lagi-lagi, kita harus melihat itu secara keseluruhan. Dia menjelaskan dengan sangat runut kok. Tapi seperti biasa, yang diributkan hanya hal-hal yang familiar di telinga orang-orang kebanyakan. Jadi lah itu kasus membesar.
Tapi memang, sebagai warga yang hidup di Indonesia, kita harus menyesuaikan omongan. Ini bikin repot sih emang. Pembahasan mendalam dan kritis biasanya cuma bisa dibahas di kalangan tertentu. Di lingkungan mereka yang mau sedikit repot berpikir dan membaca sehingga argumentasi yang dikeluarkan benar-benar ada dasarnya.
Sekarang ini, yang menjadi kebenaran menurut gw cuma sesuatu yang dianggap baik oleh orang kebanyakan. Bahwa kebenaran itu dibuat, diciptakan, memang benar. Tapi salah kaprah soal yang didukung banyak orang menjadi yang benar ini harus segera diluruskan.
Jangan karena tekanan publik kemudian orang yang sebenarnya tidak salah menjadi salah. Pertimbangannya apa? Secara awam, mungkin aparat gamau repot-repot menghadapi demo dan tekanan masyarakat. Jadi apa yang dianggep masyarakat benar malah jadi dibenarkan. Padahal mungkin itu kesalahan fatal.
Ah, ngebacot aja gw. Hahahaha...
Cuma ya gitu sih. Bicara dengan kalangan pintar akan berbeda dengan mereka yang enggan berpikir. Salahnya, pembicaraan tingkat tinggi dibawa ke publik yang bahkan masih samar membedakan benar dan tidak.
Itu saja. Sudah lah. Ga ada yang salah. Mereka cuma salah tempat.
Semoga aparat bekerja benar, masyarakat bersikap benar, dan kebenaran segera tersingkap.
Comments
Post a Comment