Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akhirnya bersikap. Ia menyatakan siap maju pada Pilpres 2019 bila memang diperintahkan partai.
Pernyataan itu memang sudah lama ditunggu banyak pihak. Terlebih PKS. Partai pimpinan Sohibul Iman itu sudah lama mendesak Gerindra mendeklarasikan calon presiden yang akan diusung.
Meski belum resmi mendeklarasikan diri, penegasan Prabowo dalam Rakernas Gerindra siang tadi cukup melegakan 'koalisi sejati' Gerindra itu.
Prabowo kemudian disodorkan 9 nama kader. Bekas Danjen Kopassus itu disyaratkan memilih satu dari rentetan nama yang dianggap mampu mendampingi. Bila tidak, bukan tak mungkin PKS membelot ke poros lain, atau bahkan membuat poros baru. Tapi, kemungkinan ini kecil, meski politik cair dan bisa berubah di detik terakhir.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Wasekjen Eddy Soeparno menghadiri Rakernas Gerindra di Hambalang. Prabowo menyebut koalisi PKS dan PAN dalam pidatonya. Prabowo seolah memberi tanda agar PAN segera bergabung.
Itu juga menjadi salah satu pernyataan sikap Prabowo. PAN, setidaknya terikat secara moral.
Sayangnya, gayung belum bersambut. Zulkifli menegaskan partainya belum tentu mengusung Prabowo.
Omongan Zulkifli mengesankan tak ada yang spesial soal kehadiran PAN pada Rakernas Gerindra. Toh, perwakilan PAN selalu menghadiri setiap undangan parpol. Ketua MPR itu mencontohkan kehadiran mereka pada acara PDI Perjuangan dan PKB.
Prabowo seharusnya tak perlu terlalu memikirkan. Berdua PKS saja dia sudah bisa maju karena persyaratan 20% kursi DPR RI sudah terpenuhi.
Cukup sampai di situ. Setidaknya, sikap Prabowo hari ini menjawab semua pertanyaan berbagai kalangan, beberapa waktu belakangan.
Sikap Prabowo ini juga menguntungkan bagi calon petahana Joko Widodo. Peta politik mulai jelas. Kubu Jokowi pun sepertinya bakal lebih tenang melangkah bila berhadapan dengan Prabowo. Jokowi diprediksi kembali memenangkan pertarungan.
Tapi, kubu Jokowi tak bisa terlalu terlena. Gerakan PAN harus pula diamati. Sepertinya, kunci berada di tangan PAN.
Bukan tak mungkin PAN membentuk poros ketiga. Ingat! Masih ada Partai Demokrat dan PKB yang bisa saja merapat menghadirkan calon alternatif. Siapa? Kita ulas lebih lanjut.
Gatot Nurmantyo menjadi sosok yang cukup disayangi. Namanya kerap digadang-gadang menjadi calon presiden maupun calon wakil presiden. Persoalannya, untuk siapa?
Poros ketiga sangat memungkinkan Gatot masuk. Perkara siapa yang mendampingi atau didampingi menjadi teka teki sendiri. Tapi, kemungkinan-kemungkinan ini tak bisa dianggap remeh.
Sikap Prabowo lagi-lagi membuka lembar yang selama ini samar. Per hari ini, 'pengamat' mulai bisa membaca catur perpolitikan.
Semua soal waktu. Pilkada Serentak 2018 sudah di depan mata. Artinya, tahapan Pilpres 2019 juga sudah masuk hitungan bulan. Sikap harus ditentukan bila mau masuk gelanggang.
Politik itu cair. Segala kemungkinan berpotensi muncul. Waspada. Itu saja.
Pernyataan itu memang sudah lama ditunggu banyak pihak. Terlebih PKS. Partai pimpinan Sohibul Iman itu sudah lama mendesak Gerindra mendeklarasikan calon presiden yang akan diusung.
Meski belum resmi mendeklarasikan diri, penegasan Prabowo dalam Rakernas Gerindra siang tadi cukup melegakan 'koalisi sejati' Gerindra itu.
Prabowo kemudian disodorkan 9 nama kader. Bekas Danjen Kopassus itu disyaratkan memilih satu dari rentetan nama yang dianggap mampu mendampingi. Bila tidak, bukan tak mungkin PKS membelot ke poros lain, atau bahkan membuat poros baru. Tapi, kemungkinan ini kecil, meski politik cair dan bisa berubah di detik terakhir.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Wasekjen Eddy Soeparno menghadiri Rakernas Gerindra di Hambalang. Prabowo menyebut koalisi PKS dan PAN dalam pidatonya. Prabowo seolah memberi tanda agar PAN segera bergabung.
Itu juga menjadi salah satu pernyataan sikap Prabowo. PAN, setidaknya terikat secara moral.
Sayangnya, gayung belum bersambut. Zulkifli menegaskan partainya belum tentu mengusung Prabowo.
Omongan Zulkifli mengesankan tak ada yang spesial soal kehadiran PAN pada Rakernas Gerindra. Toh, perwakilan PAN selalu menghadiri setiap undangan parpol. Ketua MPR itu mencontohkan kehadiran mereka pada acara PDI Perjuangan dan PKB.
Prabowo seharusnya tak perlu terlalu memikirkan. Berdua PKS saja dia sudah bisa maju karena persyaratan 20% kursi DPR RI sudah terpenuhi.
Cukup sampai di situ. Setidaknya, sikap Prabowo hari ini menjawab semua pertanyaan berbagai kalangan, beberapa waktu belakangan.
Sikap Prabowo ini juga menguntungkan bagi calon petahana Joko Widodo. Peta politik mulai jelas. Kubu Jokowi pun sepertinya bakal lebih tenang melangkah bila berhadapan dengan Prabowo. Jokowi diprediksi kembali memenangkan pertarungan.
Tapi, kubu Jokowi tak bisa terlalu terlena. Gerakan PAN harus pula diamati. Sepertinya, kunci berada di tangan PAN.
Bukan tak mungkin PAN membentuk poros ketiga. Ingat! Masih ada Partai Demokrat dan PKB yang bisa saja merapat menghadirkan calon alternatif. Siapa? Kita ulas lebih lanjut.
Gatot Nurmantyo menjadi sosok yang cukup disayangi. Namanya kerap digadang-gadang menjadi calon presiden maupun calon wakil presiden. Persoalannya, untuk siapa?
Poros ketiga sangat memungkinkan Gatot masuk. Perkara siapa yang mendampingi atau didampingi menjadi teka teki sendiri. Tapi, kemungkinan-kemungkinan ini tak bisa dianggap remeh.
Sikap Prabowo lagi-lagi membuka lembar yang selama ini samar. Per hari ini, 'pengamat' mulai bisa membaca catur perpolitikan.
Semua soal waktu. Pilkada Serentak 2018 sudah di depan mata. Artinya, tahapan Pilpres 2019 juga sudah masuk hitungan bulan. Sikap harus ditentukan bila mau masuk gelanggang.
Politik itu cair. Segala kemungkinan berpotensi muncul. Waspada. Itu saja.
Comments
Post a Comment