Lalu kemana harus kubawa pikiran ini?
Membuatnya melayang bebas saja aku tak sanggup. Selalu ada sesuatu dalam diri yang menahan dan berusaha membawanya kembali pada jalur yang sama. Kamu.
Se-istimewa itu kah Kamu? Aku bahkan sudah melupakan-Mu bertahun-tahun lamanya. Kurasa, Kamu juga sama. Secara tak sadar melupakan aku.
Aku jadi ingat waktu Kita masih sering berjalan beriringan. Kamu dengan segala isyarat yang disampaikan melalui banyak 'media' membuat aku patuh dan tergiring ke jalan yang Kamu mau.
Sampai pada suatu saat Kamu membuatku benar-benar kaget. Kau bahkan tak memberiku waktu untuk bersiap-siap menghadapinya.
Maaf, tapi terus terang aku KECEWA! Sangat kecewa.
Kita hidup dalam damai. Kita saling jujur. Tak ada yang kusembunyikan dari Kamu. Tapi belakangan aku sadar, terlalu banyak yang Kamu sembunyikan dari aku. Orang-orang bilang, tak ada satu pun akan tau apa yang Kamu lakukan di detik berikutnya.
Kamu memberi kejutan tak menyenangkan! Kamu membuat aku marah! Tapi aku bisa apa? Seluruh manusia (yang percaya) di dunia ini pasti akan menyalahkanku jika tahu aku merasa kecewa karena-Mu.
Bertahun-tahun sudah hubungan kita memburuk. Aku bahkan lupa cara memanggil-Mu.
Malam ini, tiba-tiba aku rindu. Tapi tubuhku tetap bergeming. Enggan bergerak dan berjalan mengikuti-Mu.
Aku tahu saat ini aku dan Kamu butuh waktu untuk saling memaafkan. Kamu baik karena membiarkan aku menjaga jarak hingga kutemukan apa yang aku mau.
Percayalah, aku tak pernah ingin melupakan atau pergi dari-Mu. Aku hanya butuh waktu sampai aku temukan jawaban.
Aku tau Kamu tak akan marah. Kamu terlalu cerdas untuk menghabiskan energi demi sesuatu yang sia-sia.
Meski masih banyak ragu dalam diriku, aku yakin, suatu saat kita akan bertemu dan berjalan beriringan lagi.
Tappi sekarang, yang hanya bisa kulakukan adalah bertanya pada diriku.
QUO VADIS, FARAH?
--- ---"
---
-Pojok Petojo. Ketika imajinasi dan fantasi spiritual berbenturan. Lieur!-
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Membuatnya melayang bebas saja aku tak sanggup. Selalu ada sesuatu dalam diri yang menahan dan berusaha membawanya kembali pada jalur yang sama. Kamu.
Se-istimewa itu kah Kamu? Aku bahkan sudah melupakan-Mu bertahun-tahun lamanya. Kurasa, Kamu juga sama. Secara tak sadar melupakan aku.
Aku jadi ingat waktu Kita masih sering berjalan beriringan. Kamu dengan segala isyarat yang disampaikan melalui banyak 'media' membuat aku patuh dan tergiring ke jalan yang Kamu mau.
Sampai pada suatu saat Kamu membuatku benar-benar kaget. Kau bahkan tak memberiku waktu untuk bersiap-siap menghadapinya.
Maaf, tapi terus terang aku KECEWA! Sangat kecewa.
Kita hidup dalam damai. Kita saling jujur. Tak ada yang kusembunyikan dari Kamu. Tapi belakangan aku sadar, terlalu banyak yang Kamu sembunyikan dari aku. Orang-orang bilang, tak ada satu pun akan tau apa yang Kamu lakukan di detik berikutnya.
Kamu memberi kejutan tak menyenangkan! Kamu membuat aku marah! Tapi aku bisa apa? Seluruh manusia (yang percaya) di dunia ini pasti akan menyalahkanku jika tahu aku merasa kecewa karena-Mu.
Bertahun-tahun sudah hubungan kita memburuk. Aku bahkan lupa cara memanggil-Mu.
Malam ini, tiba-tiba aku rindu. Tapi tubuhku tetap bergeming. Enggan bergerak dan berjalan mengikuti-Mu.
Aku tahu saat ini aku dan Kamu butuh waktu untuk saling memaafkan. Kamu baik karena membiarkan aku menjaga jarak hingga kutemukan apa yang aku mau.
Percayalah, aku tak pernah ingin melupakan atau pergi dari-Mu. Aku hanya butuh waktu sampai aku temukan jawaban.
Aku tau Kamu tak akan marah. Kamu terlalu cerdas untuk menghabiskan energi demi sesuatu yang sia-sia.
Meski masih banyak ragu dalam diriku, aku yakin, suatu saat kita akan bertemu dan berjalan beriringan lagi.
Tappi sekarang, yang hanya bisa kulakukan adalah bertanya pada diriku.
QUO VADIS, FARAH?
--- ---"
---
-Pojok Petojo. Ketika imajinasi dan fantasi spiritual berbenturan. Lieur!-
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Comments
Post a Comment