Skip to main content

Hujan

Banyak yang harus kita bicarakan. Sepertinya diam tak lagi menjadi jalan yang baik bagi kita.

Aku dan kamu terlalu naif karena percaya pada makna kata dari mata. Saling pandang yang hanya terjadi sekian detik setiap hari sudah tak bisa lagi membuatku mengerti.


Aku berterima kasih pada hujan. Sebab tanpanya, aku tak akan terpikir untuk mempertegas apa yang terjadi di antara kita selama ini.

Ketidaksengajaanku berjalan berdampingan dengan orang lain sepertinya membuatmu membuang muka. Lalu bagaimana aku bisa membaca makna mata? Bahasa tubuhmu terlalu misterius untuk kuselami.

Hujan pula yang mengantarku ke tempat ini. Tempat di mana aku dan kamu akan menjelaskan semuanya.

Hujan juga yang membuatku hanyut selama berjam-jam tanpa kehadiranmu! Kau telat datang? Atau justru sama sekali tak datang?

Empat jam! Dan kedai ini akan tutup. Aku marah! Marah karena kebodohanku sendiri!

Aku lagi-lagi berterima kasih pada hujan. Karena sekeluarnya aku dari tempat ini, tak akan ada yang tahu bahwa mata ini mengalirkan air yang sangat berharga.

Air mata! Ya, aku menangisi kebodohan ini. Kebodohan aku dan kamu, yang kita ciptakan sendiri.

Terima kasih hujan. Dan sampai berjumpa di lain waktu, S.. :)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Comments

Popular posts from this blog

Quo Vadis?

Lalu kemana harus kubawa pikiran ini? Membuatnya melayang bebas saja aku tak sanggup. Selalu ada sesuatu dalam diri yang menahan dan berusaha membawanya kembali pada jalur yang sama. Kamu. Se-istimewa itu kah Kamu? Aku bahkan sudah melupakan-Mu bertahun-tahun lamanya. Kurasa, Kamu juga sama. Secara tak sadar melupakan aku. Aku jadi ingat waktu Kita masih sering berjalan beriringan. Kamu dengan segala isyarat yang disampaikan melalui banyak 'media' membuat aku patuh dan tergiring ke jalan yang Kamu mau. Sampai pada suatu saat Kamu membuatku benar-benar kaget. Kau bahkan tak memberiku waktu untuk bersiap-siap menghadapinya. Maaf, tapi terus terang aku KECEWA! Sangat kecewa. Kita hidup dalam damai. Kita saling jujur. Tak ada yang kusembunyikan dari Kamu. Tapi belakangan aku sadar, terlalu banyak yang Kamu sembunyikan dari aku. Orang-orang bilang, tak ada satu pun akan tau apa yang Kamu lakukan di detik berikutnya. Kamu memberi kejutan tak menyenangkan! Kamu me

Cerita Kita Selesai

Kamu, seperti yang banyak dipercaya orang, merupakan cinta pertama yang sempurna. Sosok yang selalu memberi kenyamanan dan kehangatan. Idealnya, kamu memberi gambaran sosok seperti apa yang akan menemani perjalanan hidup sang putri di masa depan. Di luar itu, kamu menjadi tokoh utama keluarga yang idealnya (lagi) bisa menjadi contoh. Kamu punya segalanya. Di mata orang-orang, kamu seperti malaikat. Melindungi, mengayomi, menjadi manudia nyaris sempurna. Utuh. Kamu seperti utuh menjadi manusia. Hampir semua orang memuji. Kamu sosok kuat, berprinsip, tak neko-neko, pantang curang. Hidupmu kau serahkan untuk mengabdi kepada negara, daerah, dan masyarakat yang meminta. Sangat sempurna bukan? Tapi kamu lupa. Berjalan terlalu lurus sampai lengah ada benda kecil yang membuatmu terpeleset. Kamu terjatuh. Seluruh tubuhmu kotor. Tapi ada seseorang yang buru-buru membersihkan badan besarmu itu. Kau kembali ke hadapan manusia lain dengan rapi. Sangat rapi. Kemudian kamu pergi. Berlal