Skip to main content

#1

Selasa dini hari ini, apa yang akan kutulis?

Karena menulis kujadikan terapi. Maka. Setiap baris yang kutulis akan mengurangi sekian beban dan 'sakit' yg ingin kusembuhkan.

***
Malam ini tak seperti biasa. Lelah bermain game, aku mulai menyalakan laptop, men-charge batre iPod, menyalakan lagu-lagu Secondhand Serenade, dan Hanyut dalam lantunan nadanya. :)). *ritual ini sudah sangat lama kutinggalkan.

Wow! Puitis sekali kata-kata itu! Hahahhahaha..

***
Kali ini bukan tentang senja dan bintang. Tapi tentang kenangan. Tentang manusia dan lingkungan yang membentukku menjadi AKU yang sekarang.

Bertahun-tahun yang lalu, ketika AKU, kamu, mereka, masih dalam satu dimensi ruang dan waktu. Kurasa itulah saat di mana AKU membentuk 'dunia' di kepalaku. Tentang segala hal. Mulai dari yang sepele hingga yang sangat besar.

Meski saat ini 'dunia' nyata dan maya sangat tipis bedanya. Semua hal begitu cepat mengisi rongga pikir otakku. Tetap ada satu ruang di sana yang ternyata tak ingin diganggu gugat. Itu tentang kita. AKU dan kamu yang masih hidup dalam harmoni yang mendayu indah.

Semua tawa dan lara yang kita hadapi menjadi sangat ringan dan mudah untuk dinikmati. Semuanya berbaur. Saling beriringan dan sangat kondusif.

Sampai suatu waktu ketika AKU harus membagi pikiranku dengan yang lain. Manusia lain yang menghabiskan hampir seluruh energiku.

Kita saling terpisah. Tak lagi harmonis. Seringkali berdebat tanpa tahu ujungnya.

AKU yang mengandalkan logika tak mau tahu akan apa yang kau peringatkan. AKU tak percaya pada apa yang disebut nurani. Aku melangkah jauh tanpa sedikitpun memprediksi kegagalan yang mungkin saja kutemukan di depan.

Mulai hari itu, kita BERCERAI!

***
Dini hari ini begitu syahdu. Lagu yang dulu membuat kita bersenandung bersama membuat goresan dalam hatiku terasa perih.

Kau tahu rasanya luka yang dilumuri jeruk nipis? Kira-kira seperti itulah 'sakit' yang kurasakan.

***
Aku tak bisa menjelaskan lebih jauh. Selama kenangan masih hidup dalam setiap hela napas kita, aku yakin suka dan luka itu akan setia mengikuti.

***
AKU sangat paham atas apa yang kuceritakan, karena aku (masih) menjadi setengah hati, jiwa, dan rasio-mu. :))

Dan kamu yang banyak mengajarkanku tentang variasi rasa dalam hidup, I owe you one! :D

###
Selamat Selasa! Have a nice day, people! :)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Comments

Popular posts from this blog

Quo Vadis?

Lalu kemana harus kubawa pikiran ini? Membuatnya melayang bebas saja aku tak sanggup. Selalu ada sesuatu dalam diri yang menahan dan berusaha membawanya kembali pada jalur yang sama. Kamu. Se-istimewa itu kah Kamu? Aku bahkan sudah melupakan-Mu bertahun-tahun lamanya. Kurasa, Kamu juga sama. Secara tak sadar melupakan aku. Aku jadi ingat waktu Kita masih sering berjalan beriringan. Kamu dengan segala isyarat yang disampaikan melalui banyak 'media' membuat aku patuh dan tergiring ke jalan yang Kamu mau. Sampai pada suatu saat Kamu membuatku benar-benar kaget. Kau bahkan tak memberiku waktu untuk bersiap-siap menghadapinya. Maaf, tapi terus terang aku KECEWA! Sangat kecewa. Kita hidup dalam damai. Kita saling jujur. Tak ada yang kusembunyikan dari Kamu. Tapi belakangan aku sadar, terlalu banyak yang Kamu sembunyikan dari aku. Orang-orang bilang, tak ada satu pun akan tau apa yang Kamu lakukan di detik berikutnya. Kamu memberi kejutan tak menyenangkan! Kamu me

Cerita Kita Selesai

Kamu, seperti yang banyak dipercaya orang, merupakan cinta pertama yang sempurna. Sosok yang selalu memberi kenyamanan dan kehangatan. Idealnya, kamu memberi gambaran sosok seperti apa yang akan menemani perjalanan hidup sang putri di masa depan. Di luar itu, kamu menjadi tokoh utama keluarga yang idealnya (lagi) bisa menjadi contoh. Kamu punya segalanya. Di mata orang-orang, kamu seperti malaikat. Melindungi, mengayomi, menjadi manudia nyaris sempurna. Utuh. Kamu seperti utuh menjadi manusia. Hampir semua orang memuji. Kamu sosok kuat, berprinsip, tak neko-neko, pantang curang. Hidupmu kau serahkan untuk mengabdi kepada negara, daerah, dan masyarakat yang meminta. Sangat sempurna bukan? Tapi kamu lupa. Berjalan terlalu lurus sampai lengah ada benda kecil yang membuatmu terpeleset. Kamu terjatuh. Seluruh tubuhmu kotor. Tapi ada seseorang yang buru-buru membersihkan badan besarmu itu. Kau kembali ke hadapan manusia lain dengan rapi. Sangat rapi. Kemudian kamu pergi. Berlal