Skip to main content

#1

-Aku menuliskan apa yang ingin aku tulis. Bukan karena apa pun. Hanya karena aku-

***
Sebenarnya tidak ada alasan untuk menatap ke belakang. Dalam hal apa pun. Kecuali untuk mengambil pelajaran dari masa lalu.

Aku kalah. Ya, kalah, karena aku melihat ke belakang bukan untuk belajar, tapi untuk menikmati rindu. Terserah jika banyak orang menganggap ini 'dosa'. Tapi memori yang terisi di kepalaku tak bisa begitu saja aku biarkan berlalu. Sesekali aku masih ingin membongkarnya. Indah atau pun perih.

Jauh sebelum aku menemukan AKU yang sekarang, aku yakin, aku sangat menikmati setiap detik dalam hidupku. Aku bukannya menyesal, aku hanya ingin menikmati kebodohan terdahulu.

Sebelum aku menemukan AKU yang sekarang, aku bisa bebas melakukan apa pun yang aku mau. Aku berhak penuh atas tubuh dan jiwaku. Aku bebas berpikir dan bebas bertindak. Tidak ada batasan dan tidak ada norma-norma yang mengatur tetek bengek manusia di dunia ini.

Aku rindu diriku yang dulu. Yang bisa dengan santai menanggapi apa pun. Bahkan kematian.

(bersambung)

Comments

Popular posts from this blog

Quo Vadis?

Lalu kemana harus kubawa pikiran ini? Membuatnya melayang bebas saja aku tak sanggup. Selalu ada sesuatu dalam diri yang menahan dan berusaha membawanya kembali pada jalur yang sama. Kamu. Se-istimewa itu kah Kamu? Aku bahkan sudah melupakan-Mu bertahun-tahun lamanya. Kurasa, Kamu juga sama. Secara tak sadar melupakan aku. Aku jadi ingat waktu Kita masih sering berjalan beriringan. Kamu dengan segala isyarat yang disampaikan melalui banyak 'media' membuat aku patuh dan tergiring ke jalan yang Kamu mau. Sampai pada suatu saat Kamu membuatku benar-benar kaget. Kau bahkan tak memberiku waktu untuk bersiap-siap menghadapinya. Maaf, tapi terus terang aku KECEWA! Sangat kecewa. Kita hidup dalam damai. Kita saling jujur. Tak ada yang kusembunyikan dari Kamu. Tapi belakangan aku sadar, terlalu banyak yang Kamu sembunyikan dari aku. Orang-orang bilang, tak ada satu pun akan tau apa yang Kamu lakukan di detik berikutnya. Kamu memberi kejutan tak menyenangkan! Kamu me

Cerita Kita Selesai

Kamu, seperti yang banyak dipercaya orang, merupakan cinta pertama yang sempurna. Sosok yang selalu memberi kenyamanan dan kehangatan. Idealnya, kamu memberi gambaran sosok seperti apa yang akan menemani perjalanan hidup sang putri di masa depan. Di luar itu, kamu menjadi tokoh utama keluarga yang idealnya (lagi) bisa menjadi contoh. Kamu punya segalanya. Di mata orang-orang, kamu seperti malaikat. Melindungi, mengayomi, menjadi manudia nyaris sempurna. Utuh. Kamu seperti utuh menjadi manusia. Hampir semua orang memuji. Kamu sosok kuat, berprinsip, tak neko-neko, pantang curang. Hidupmu kau serahkan untuk mengabdi kepada negara, daerah, dan masyarakat yang meminta. Sangat sempurna bukan? Tapi kamu lupa. Berjalan terlalu lurus sampai lengah ada benda kecil yang membuatmu terpeleset. Kamu terjatuh. Seluruh tubuhmu kotor. Tapi ada seseorang yang buru-buru membersihkan badan besarmu itu. Kau kembali ke hadapan manusia lain dengan rapi. Sangat rapi. Kemudian kamu pergi. Berlal