Dia bukan orang yang gampang membuka diri untuk menyebut orang lain sebagai teman. Tapi di gedung wakil rakyat itu, dia mendapatkan apa arti teman yang mungkin mendekati arti sesungguhnya.
Dia belajar. Dari yang tidak mengerti menjadi paham. Dari yang tak bisa bergaul menjadi bagian penting dari setiap cerita para jurnalis parlemen.
Dia berubah. Dari yang tak suka memiliki menjadi merasa dimiliki teman-teman yang tigkat gilanya sudah akut. Dari yang tak terlalu suka tertawa menjadi orang yang sangat gampang terbahak hanya karena celetukan konyol salah satu anggota grup Kura Kura Ninja.
Dia menjelma. Dari yang awalnya berkata sinis pada atasan agar tak ditempatkan di liputan poltik menjadi enggan angkat kaki dari lantai dingin di pinggir jendela tempat mereka biasa mengurai tawa dan berkata sangat kasar sesekali.
Hahaha... Semua hal berubah. Dia juga begitu.
Kejenuhan menghadapi berita politik bisa diatasai dengan kehadiran mereka yang pada akhirnya dia putuskan untuk diberi tempat di salah satu ruang hati dan memori.
Nyaman. Mungkin kata itu yang tepat menggambarkan apa yang dia rasakan selama bersama Kura Kura Ninja. Tapi nyaman bukan satu pilihan yang selamanya harus dimanjakan.
Kini, ketika benar-benar harus terlempar dari kenyamanan itu, hanya pengalaman yang bisa ia simpan. Dan itu sangat berharga. Lebih dari apapun.
Dia bukan orang yang suka merasa kehilangan. Kalian tahulah, kehilangan itu merupakan bagian paling pahit dalam perjalanan manusia.
Beruntung, kekonyolan Kura Kura Ninja membuatnya tak sedetikpun merasa jauh dari mereka.
****
Pengalaman ketika hal kecil saja menjadi cerita indah membuat dia yakin hidup akan lebih berwarna ketika dia bisa berinteraksi dengan baik terhadap manusia lainnya.
Thank you for everything, Kura Kura Ninja.
Malu untuk mengatakan ini, but i love you guys to the moon and back!
Comments
Post a Comment