Lebih dari dua tahun bergelut dengan liputan politik yang notabene membuka luka masa lalu seorang anak korban kejahatan poltik membuat dia terpaksa perlahan mencintai dunia itu. Bukan karena pembahasan politik, lebih karena partner kerja yang menawarkan hangatnya persahabatan dalam tawa dan cela. Dia bukan orang yang gampang membuka diri untuk menyebut orang lain sebagai teman. Tapi di gedung wakil rakyat itu, dia mendapatkan apa arti teman yang mungkin mendekati arti sesungguhnya. Dia belajar. Dari yang tidak mengerti menjadi paham. Dari yang tak bisa bergaul menjadi bagian penting dari setiap cerita para jurnalis parlemen. Dia berubah. Dari yang tak suka memiliki menjadi merasa dimiliki teman-teman yang tigkat gilanya sudah akut. Dari yang tak terlalu suka tertawa menjadi orang yang sangat gampang terbahak hanya karena celetukan konyol salah satu anggota grup Kura Kura Ninja. Dia menjelma. Dari yang awalnya berkata sinis pada atasan agar tak ditempatkan di liputan poltik menjadi engg...
Write Yourself! Percayalah, menulis itu terapi yang baik. :)