Skip to main content

HBD, Papa!



Halo, Papa!
Ga kerasa ya, ini udah tahun ke-9 papa ulang tahun tapi tidak di dunia. Semoga papa di surga ya, merayakan ultahnya.

Aku mau ceritakan satu rahasia lagi, setelah beberapa rahasia aku kasih tahu ke papa dalam tulisan 'Dini Hari di Teras' beberapa waktu lalu.

Setelah papa pergi 7 Juli 2005, aku merasa gamang. Satu sayapku copot pa, kata orang-orang, patah! hahahaha...

Hubungan kita yang tak terlalu dekat semasa kau hidup ternyata terasa lebih menyakitkan untuk dikenang ketika kau sudah dipeluk Tuhan. Sejak 2006, satu tahun setelah kau pergi, aku selalu merayakan ulang tahun mu. Untuk ukuran komunikasi kita yang tak terlalu bagus, hal ini mungkin terasa aneh buat papa,hehehehe...

Tapi itulah kenyataannya. Setiap tanggal 7 Juli aku selalu sakit pa, mungkin terlalu rindu dan ada yang belum selesai di antara kita. Begitu juga setiap 15 Oktober. Aku selalu mencari kedai kopi untuk sekadar seolah-oleh merayakan ulang tahunmu. Padahal, waktu kau hidup, aku cuma menyalami sambil mengucapkan "selamat ulang tahun, pa" yang berakhir dengan kau mencium keningku.

Selalu ada kopi, buku catatan kecil, kue, dan musik saat aku mulai menulis dan berbagi rahasia di hari ulang tahunmu. Eh, pa, kali ini sedikit berbeda, tak ada buku catatan kecil karena tasku tak muat. Aku menggunakan iPad pa, yang kata orang harganya mahal, tapi aku sama sekali tak merasa begitu. Karena papa tau? Gerry yang beliin, pa. Anak kesayangan papa itu membuatku naik kelas dengan iPad ini,hahaha...

Hari ini sama. Aku sakit karena terlalu rindu dan menyesal mengapa tak melepas tangis sekencangnya ketika pertama kali melihat tubuhmu tebrujur kaku. AKu menyesal mengapa lebih memilih tersenyum ketimbang meraung meratapi. Tapi aku punya alasan sendiri. Kondisinya tak memungkinkan untuk menangis saat itu. Aku menyesal karena baru menangis ketika malam hari, anak tertuamu dan beberapa kakak serta adik-adik sepupumu tiba di rumah dan menangisimu seolah ingin ikut kau mati, pa... Hahahahahha.. Aku jadi ikut menangis waktu itu.

Tapi hari ini aku cukup kuat pa. Walaupun sakit di kepala bagian kanan yang sudah kuderita sejak SMP masih terasa, aku sudah bisa dan siap bekerja malam ini.

Papa, di usiamu yang seharusnya 59 tahun ini, aku tak bisa menjanjikan apa-apa. Seperti biasa, anak perempuanmu satu-satunya ini mungkin masih selalu membuatmu dan mama kecewa. Tapi tunggu dulu. Tahun ini kau seharusnya bahagia dong? Lupakan lah aku sejenak pa. Dua anak laki-lakimu berhasil menaklukkan perempuan yang mereka cinta. Mereka sudah menikah pa! and you know what??? Anak tertuamu, Geinte, akan segera punya anak! Generasi penerusmu pa!!!!!! Ayo bersulang!
Papa mau minum apa? kopi hitam saja ya, aku minum cappucino caramel jelly. *toast*

*Semoga di langit ada tukang kopi ya, pa!*

Gerry, dia bisa menikahi seorang perempuan bernama Namira, pa! Anak manja papa itu udah bisa bertanggung jawab atas anak orang lain, loh, pa! Bangga dong ya, sama diaaaaa!!!

Pa, aku mau melaporkan sesuatu! Ssssttt, jangan bilang-bilang mama ya!

Belakangan mama mulai rese' pa! masa mama mulai sering ngomong masalah nikah????? Kemarin, waktu Cimenk, itu loh pa, anaknya Pak Slameto, dulu kita pernah sewa rumah beliau untuk ditinggali. Nah, waktu dia nikah, mama juga ngomongin masalah itu. Aku tau mungkin mama pengen aku nikah. Mungkin mama khawatir aku ga laku karena dilangkahin Gerry, pa! hahahah..
mungkin mama juga khawatir karena usiaku sudah hampir 27 tahun saat ini.

Hahahaha, kalau papa masih hidup, aku ga yakin bisa cerita selepas ini sama papa. Pasti canggung banget! hahahahaha

Hmmmm... aku tau lah papa pasti tau aku sempat deket sama beberapa cowok, termasuk dia yang aku ajak ke rumah seminggu sebelum papa meninggal. Dia udah jadi kenangan pa, aku bakal dapet laki-laki yang mungkin lebih baik buat jaga aku yang 'bandel' ini.

Hmmm... walaupun belum bisa bikin papa bangga, tapi aku udah lumayan mencintai kehidupanku saat ini pa. Aku jadi wartawan, dulu waktu sekolah aku suka bergaya pakaian seperti wartawan, hahaha.. Sekarang? Kejadian pa. Tapi, di bidang politik. 

Dia-dia yang aku temuin ya sama busuknya sama temen-temen politik papa dulu. Mereka yang kotor, melesat maju. Mereka yang bersih kayak papa, ya kalo ga mati ya mereka ga jadi apa-apa... Masih belum ada tempat untuk pejuang sejati seperti kalian-kalian itu pa di negeri ini! Hahahaha

Papaaaaaa!!!! Sini, pa! Aku lagi di kedai kopi, duduk di pojok kiri. Ayo kita makan dan minum sama-sama. Kangen juga loh, sama papa, walaupun galaknya ngalahin macan betina yang lagi PMS!!!!

Pa, udah bingung mau nulis apa. Takut ga kuat pa. Nanti kalo nangis di kedai kopi ini, malah jadi heboh! dikira aku anak ilang dari mana pula lagi ntar.

Papa baik-baik ya di langit! Jangan macem-macem, turutin aja perintah Allah. Kalo aku, masih boleh lah macem-macem ya, sedikit aja pa. Mumpung masih muda. Hehehe..

Pa, titip mama yang jauh di kampung sana ya. Papa liat-liatinlah mama, jagain dia kalo lagi nyetir sendiri. Titip Goku juga pa, dia anjing kita pa, dia baik, lucu, dan sangat bersahabat.

Papaaaaa, doain fa selalu ya.

Ada satu rahasia lagi, pa. FA SAYANG PAPA!

Doain Fa bisa sukses tanpa harus menyakiti orang lain. Doain Fa bisa sukses tanpa harus merendahkan orang lain. Doain Fa bisa sukses biar tangan ini selalu di atas, bukan di bawah. Doain Fa selalu berani ambil risikop dari setiap yang Fa jalanin. Doain Fa bisa mencontoh semua sikap baik papa  tanpa melupakan yang buruk untuk dipelajari. Doain Fa bisa sekeras papa dalam hal tertentu. Dan doain Fa segera menemukan orang yang bisa menjaga Fa sekuat papa, mama, kakak, dan gerry menjaga Fa, ya.

I Love You, Papa. More than anything! More than words dan more than more than lainnya.. kalo kebanyakan malah nyanyi kita nanti, hahaha...

Pa, Fa cuma punya korek api, ga ada lilin ultah, kita tiup korek api sama-sama ya pa! 



HAPPY BIRTHDAY PAPA!!! HAVE A NICE LIFE DI SANA YA!!!








Comments

Popular posts from this blog

Quo Vadis?

Lalu kemana harus kubawa pikiran ini? Membuatnya melayang bebas saja aku tak sanggup. Selalu ada sesuatu dalam diri yang menahan dan berusaha membawanya kembali pada jalur yang sama. Kamu. Se-istimewa itu kah Kamu? Aku bahkan sudah melupakan-Mu bertahun-tahun lamanya. Kurasa, Kamu juga sama. Secara tak sadar melupakan aku. Aku jadi ingat waktu Kita masih sering berjalan beriringan. Kamu dengan segala isyarat yang disampaikan melalui banyak 'media' membuat aku patuh dan tergiring ke jalan yang Kamu mau. Sampai pada suatu saat Kamu membuatku benar-benar kaget. Kau bahkan tak memberiku waktu untuk bersiap-siap menghadapinya. Maaf, tapi terus terang aku KECEWA! Sangat kecewa. Kita hidup dalam damai. Kita saling jujur. Tak ada yang kusembunyikan dari Kamu. Tapi belakangan aku sadar, terlalu banyak yang Kamu sembunyikan dari aku. Orang-orang bilang, tak ada satu pun akan tau apa yang Kamu lakukan di detik berikutnya. Kamu memberi kejutan tak menyenangkan! Kamu me

Cerita Kita Selesai

Kamu, seperti yang banyak dipercaya orang, merupakan cinta pertama yang sempurna. Sosok yang selalu memberi kenyamanan dan kehangatan. Idealnya, kamu memberi gambaran sosok seperti apa yang akan menemani perjalanan hidup sang putri di masa depan. Di luar itu, kamu menjadi tokoh utama keluarga yang idealnya (lagi) bisa menjadi contoh. Kamu punya segalanya. Di mata orang-orang, kamu seperti malaikat. Melindungi, mengayomi, menjadi manudia nyaris sempurna. Utuh. Kamu seperti utuh menjadi manusia. Hampir semua orang memuji. Kamu sosok kuat, berprinsip, tak neko-neko, pantang curang. Hidupmu kau serahkan untuk mengabdi kepada negara, daerah, dan masyarakat yang meminta. Sangat sempurna bukan? Tapi kamu lupa. Berjalan terlalu lurus sampai lengah ada benda kecil yang membuatmu terpeleset. Kamu terjatuh. Seluruh tubuhmu kotor. Tapi ada seseorang yang buru-buru membersihkan badan besarmu itu. Kau kembali ke hadapan manusia lain dengan rapi. Sangat rapi. Kemudian kamu pergi. Berlal