Aku mengerti jika beda tak bisa sama. Kamu juga demikian. Kita tahu, bahkan sangat paham. Karena bedalah yang membuat kita satu. Itu juga yang menciptakan keunikan dalam relasi antar-manusia. Tapi beda di antara kita tak sekadar aroma. Kita berbeda rasa. Rasa cinta pada pencipta yang (tanpa sengaja) dibeda-bedakan (oleh pikiran) manusia. Maka 'haram' menurut mereka (entah siapa) jika kita menyatukan yang beda. Aku, Kamu dan rasa cinta yang ditanamkan lingkungan masing-masing sejak kecil. **** Seorang teman yang pernah menyaksikan suatu karya menyebut ulang sebuah kalimat. "Jika T*h*nM* saja kau khianati, apalagi aku?" Hmmm.. Kira-kira seperti itu kalimatnya. (Aku tak begitu ingat). Ya, benar! Tapi tak mutlak. Bukankah saat diberi kehidupan maka setelahnya manusia diberi 'kesempatan' untuk memilih? (Meski pilihan itu sendiri pun sudah disiapkan). **** Aku tak menyalahkan apa pun. Beda akan tetap beda. Aku tak mau memaksakannya sama. Satu-satunya jala...