Kedai kopi masih menjadi favoritku membunuh waktu. Sakral buatku untuk melihat proses pergantian senja menjadi malam. Dan di kedai kopi ini, aku bisa menikmati redupnya warna langit yang pelan-pelan berganti menjadi hitam tanpa gradasi warna.
Masih ada buku kecil, pena, rokok, minuman dingin dan sekeranjang kecil kentang goreng. Kau tahu, masih tetap ada sunyi dalam kebisingan di sini. Sunyi juga yang membawa pikiran ini melayang entah ke mana.
Mungkin ke sosok kamu. Sosok yang tak lagi kurasa sama. Masih ingin kujaga hangatnya namun tak pernah bisa kuhidupkan kembali kenangannya.
Biarkan 'kita' menjadi kenangan yang pelan-pelan mengabur seiring pergantian waktu. Meski ketika pagi ingatan itu akan kembali, aku yakin, bersama senja selanjutnya, kamu akan kembali mengabur dan pelan-pelan menghilang. dalam lelapnya tidurku.
Comments
Post a Comment