Skip to main content

Piscok, Kucing Kecil yang Dramatis

Entahlah, tiba-tiba kangen suasana asrama dan semua makhluk yang ada di situ. Ups, kecuali setan setannya yah,hehehe..

Hmmm... Mungkin karena tadi balik dari makan bakwan malang di depan kantor, gw ketemu kucing kecil, lucu, mirip si Piscok. Ya, Piscok itu kucing kecil yang tiba-tiba nongol di asrama gw, tahun 2007 lalu. Meski rada alergi sama bulunya, entah kenapa malem itu gw sedih liat anak kucing yang kedinginan. Kasian. Jadi inget si Cici dan Papay, kucing kesayangan gw dan keluarga. Akhirnya, gw beraniin untuk gendong si Piscok. Gw relain kotak sepatu kesayangan gw untuk dijadiin kamar si kucing. Gw kasih serbet makan gw untuk kasur, dan gw kasih kaen lap yang baru gw cuci untuk selimutnya.

Tapi, Piscok mati beberapa hari kemudian. Dan, maaf! Dengan bentuk gw yang kata orang-orang menyeramkan dan sifat n sikap gw yang tomboy, gw NANGIS! tapi diem2,hehehe..

Saking sedihnya, gw ampe bikin tulisan buat Piscok. Entah puisi, prosa, atau apalah namanya...

Untuk sekedar mengenangmu, Piscok.

Kamis, 20 Desember 2007

kami coba membalut tubuh yang kedinginan itu dengan selembar kain
kami coba menyuapi mulut yang kecil itu dengan makanan dan susu
kami coba menghiburnya dengan mengajak berinteraksi
kami belai tubuhnya untuk menunjukkan kasih sayang....

beberapa hari kemudian....
kami temukan dia terkapar tak berdaya
kakinya patah,
tubuhnya lemah,
jiwanya seolah tak sanggup lagi berkelahi dengan rasa sakit

napasnya tersengal dan perlahan hilang
dia tlah pergi untuk selamanya...
selamat jalan piscok, kucing lucu yang selalu menghibur kami....."

Comments

Popular posts from this blog

Quo Vadis?

Lalu kemana harus kubawa pikiran ini? Membuatnya melayang bebas saja aku tak sanggup. Selalu ada sesuatu dalam diri yang menahan dan berusaha membawanya kembali pada jalur yang sama. Kamu. Se-istimewa itu kah Kamu? Aku bahkan sudah melupakan-Mu bertahun-tahun lamanya. Kurasa, Kamu juga sama. Secara tak sadar melupakan aku. Aku jadi ingat waktu Kita masih sering berjalan beriringan. Kamu dengan segala isyarat yang disampaikan melalui banyak 'media' membuat aku patuh dan tergiring ke jalan yang Kamu mau. Sampai pada suatu saat Kamu membuatku benar-benar kaget. Kau bahkan tak memberiku waktu untuk bersiap-siap menghadapinya. Maaf, tapi terus terang aku KECEWA! Sangat kecewa. Kita hidup dalam damai. Kita saling jujur. Tak ada yang kusembunyikan dari Kamu. Tapi belakangan aku sadar, terlalu banyak yang Kamu sembunyikan dari aku. Orang-orang bilang, tak ada satu pun akan tau apa yang Kamu lakukan di detik berikutnya. Kamu memberi kejutan tak menyenangkan! Kamu me

Cerita Kita Selesai

Kamu, seperti yang banyak dipercaya orang, merupakan cinta pertama yang sempurna. Sosok yang selalu memberi kenyamanan dan kehangatan. Idealnya, kamu memberi gambaran sosok seperti apa yang akan menemani perjalanan hidup sang putri di masa depan. Di luar itu, kamu menjadi tokoh utama keluarga yang idealnya (lagi) bisa menjadi contoh. Kamu punya segalanya. Di mata orang-orang, kamu seperti malaikat. Melindungi, mengayomi, menjadi manudia nyaris sempurna. Utuh. Kamu seperti utuh menjadi manusia. Hampir semua orang memuji. Kamu sosok kuat, berprinsip, tak neko-neko, pantang curang. Hidupmu kau serahkan untuk mengabdi kepada negara, daerah, dan masyarakat yang meminta. Sangat sempurna bukan? Tapi kamu lupa. Berjalan terlalu lurus sampai lengah ada benda kecil yang membuatmu terpeleset. Kamu terjatuh. Seluruh tubuhmu kotor. Tapi ada seseorang yang buru-buru membersihkan badan besarmu itu. Kau kembali ke hadapan manusia lain dengan rapi. Sangat rapi. Kemudian kamu pergi. Berlal